Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

TELADAN NABI MUHAMMAD DALAM MENGHADAPI WABAH

TELADAN NABI MUHAMMAD DALAM MENGHADAPI WABAH Oleh : Ani Muzayaroh Hari-hari ini dan mungkin dalam beberapa hari ke depan, pesan-pesan tentang pentingnya menjaga kesehatan menghampiri  smartphone  kita. Ada yang berupa meme, tausiyah, video,  voice , dalil Alquran dan hadis, serta artikel pendek yang ditulis oleh pakar ataupun dari instansi atau lembaga terkait. Semua pesan itu muaranya sama, yakni mencegah terjadinya penyebaran wabah Covid-19. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, mestinya kita tahu bahwa pesan untuk selalu menjaga kebersihan sebenarnya telah disampaikan oleh Rasulullah SAW sekitar 14 abad yang lalu, baik melalui ucapan maupun teladan langsung dari Nabi Muhammad SAW. Tujuanya agar umat manusia menjadi orang yang sehat dan kuat, baik jasmani maupun rohani.   Dalam sebuah hadis disebutkan: “Seorang mukmin yang kuat (fisik, mental, jiwa, dan raga) lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebai

Pada akhirnya cintalah yang menaklukanna

PADA AKHIRNYA CINTALAH YANG MENAKLUKANNYA Oleh : Ani Muzayaroh, S Ag 1.Kisah Pertama : Suatu hari seorang laki-laki datang menemui nabi .dia belum pernah melihat wajah nabi dia hanya mendengar nama Muhammad SAW dan mendengar bahwaMuhammad menghina Tuhan-Tuhan kabilah quraisy dan kabilah-kabilah yang lain. Orang tadi datang dengan membawa pedangnya dan bersumpah akan mempertaruhkan nyawanya dengan Muhammad. Begitu bertemu orang yang dipanggil Muhammad darahnya mendidih  kata-kata kasar penuh caci maki berhamburan dari mulutnya mendengar itu nabi hanya tersenyum saja, tetapi senyumnya itu menghembuskan cahaya dan cahaya itu menerobos jantung laki-laki tadi. Senyum itu meluluhkan hati keras laki-laki tersebut beberapa menit kemudian hati laki-laki itu galau, berkecamuk dan berubah .kebengisan berubah menjadi kelembutan ,kemarahan berubah menjadi simpati dan cinta ia lalu menjatuhkan diri dikaki dan pelukan nabi sambil menangis tersedu sedu. Manakala telah tenang dia berkata : wah

HIDUP BERHEMAT DAN KEMULYAAN ISLAM

Oleh : Ani Muzayaroh, S AG             Saat ini krisis ekonomi sedangan melanda dunia, dan hampir semua negara sedang berupaya mati-matian untuk lepas darinya, Indonesia dengan nilai tukar rupiah yang semakin merosot di bawah nilai dolar Amerika, sangat berdampak pada harga kebutuhan pokok yang semakin menjepit kalangan ekonomi lemah, PHK buruh dimana-mana, sungguh suatu ujian yang perlu kita sikapi dengan sabar dan ikhlas.             Namun sangat disayangkan ditengah situasi seperti ini, ada ironi ditengah masyarakat dimana sebagian dari orang-orang yang memiliki kelebihan harta justru menunjukka gaya hidup mereka yang terlalu bermewah-mewah ,menghambur-hamburkan harta dan sebagainya untuk suatu acara yang nilai urgensinya sebenarnya tidak ada, bahkan di liput oleh media massa dan sebagainya. Maka marilah kita perhatikan firman Allah yang terdapat pada Surat Muhammad ayat 12 sebagai berikut : إِنَّ اللَّهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ

Moderasi Beragama

MODERASI AGAMA UNTUK HARMONISASI BERMASYARAKAT   Oleh Ani Muzayaroh, S.Ag     Agama merupakan kompas kehidupan yang menjamin kehidupan bermasyarakat dapat terwujud dalam keadaan yang ramah dan penuh rahmat, manakala  agama dipahami dan diamalkan secara benar dan tepat. Pemahaman dan pengamalan agama yang tepat dan benar bila mengandung unsur lima hal terpenting. Yaitu  mengedepankan pemeliharaan akal,  pemeliharaan jiwa, pemeliharaan harta, pemeliharaan keturunan, serta pemeliharaan agama itu sendiri. Bila lima unsur utama dalam beragama  ini dijalankan maka sudah pasti harmonisasi kehidupan dalam masyarakat dapat terwujud. Dalam dataran teknis ada beberapa aspek yang perlu dijalankan dalam moderasi agama sehingga kehidupan yang penuh harmonis dapat dirasakan.  Aspek dimaksud meliputi aspek kejujuran, aspek keadilan hukum, serta aspek sosial dan Aspek Budaya. 1.       Aspek Kejujuran dan kepercayaan Semasa Rasulullah Muhammad SAW belum diangkat sebagai Rasul bagi selu