KESALAHAN
ORANG YANG BERPUASA
Oleh:
Ani Muzayaroh,S Ag
Alhamdulillah, kita bersyukur kepada Allah SWT yang
telah meringankan hati kita dan memudahkan langkah kita bertemu dalam majelis
ini. Semoga keselamatan dan kedamaian
tercurah kepada nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat yang mulia,
serta penerus risalahnya hingga hari
akhir nanti.
Kaum muslimin yang berbahagia ...
Sesungguhnya setiap ibadah mempunyai dua potensi
yang selalu beriringan satu sama lainnya.
Satu sisi sebuah ibadah mungkin akan menjadi ladang pahala kita yang
akan kita panen di kampung akhirat
nanti. Tapi sisi lain, jika kita tidak memenuhi syarat, adab dan rukunnya
bisa jadi sebuah ibadah justru menjadi
fitnah bagi kita di hari akhir nanti. Naudzu billah min dzalika ...
Contoh yang paling jelas dalam masalah ini terdapat
dalam sebuah ayat yang sudah sama-sama
kita hafal bersama, dalam surat al-Maun disebutkan ancaman Allah SWT
kepada orang-orang yang shalat. Allah
berfirman dalam kitabnya yang mulia :
“ Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai
dari salatnya” (QS Al Maun 3)
Ayat di atas begitu lugas mengingatkan pada kita
bahwa sholat bisa menjadi fitnah dan ancaman di akhirat nanti saat kita
menjalankan tidak sesuai aturannya.
Kaum muslimin yang berbahagia ...
Lalu bagaimana dengan ibadah puasa Ramadhan kita ?
Apakah ada ancaman tentang puasa yang
kita jalankan ? Sungguh setidaknya ada dua dalil yang juga mengingatkan kita
dengan gamblang tentang bahayanya orang
berpuasa jika tidak memenuhi adab dan aturannya. Dalil pertama, Rasulullah SAW telah memberikan
prediksi bagaimana banyak orang yang berpuasa
tanpa hasil apapun keculai hanya lapar dahaga. Beliau bersabda dari
lisannya yang mulia :
َ َ َ ْ َ َ
. رھسلا إ ه مايق
نم ه ل سيل مئاق برو
، عوجلا
إ ه مايص نم ه ل سيل مئاص برُ ْ
“ Betapa Banyak Orang berpuasa tapi tidak mendapat
(pahala) apa-apa dari puasanya kecuali
hanya lapar, dan betapa banyak orang yang sholat malam (tarawih) tapi
tidak mendapatkan apa-apa selain
begadang saja” (HR An-NAsai)
Dalil di atas seharusnya menjadi warning atau
peringatan dini bagi kita dalam meniti hari-hari Ramadhan kita, agar tidak termasuk golongan
yang celaka dalam arti berpuasa tanpa pahala.
Peringatan berikutnya adalah dalam lafadz doa Jibril alaihissalam,
dimana ia mendoakan keburukan kepada
mereka yang mendapati Ramadhan tapi tidak mendapat ampunan dari Allah SWT. Diriwayatkan dalam hadits yang panjang :
“Dari Abu
Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda:
‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat
bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?”
Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata
kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba
yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan,
‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi,
‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah
(karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’,
maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat
seorang hambar yang tidak bershalawat
ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin” (HR Ibnu Khuzaimah dishahihkan oleh Albani )
Naudzu billah tsumma naudzu billah ... ibaratnya
dalam pepatah bahasa kita, sudah jatuh
tertimpa tangga. Tidak mendapatkan ampunan dalam ramadhan sudah
merupakan musibah luar biasa, belum lagi
ditambah doa laknat dati Jibril alaihissalam yang diaminkan oleh Rasulullah SAW yang mulia ..!. Semoga kita
tidak termasuk dalam dua golongan yang disebutkan dalam dua hadits yang saya sebutkan di
atas.
Kaum muslimin yang berbahagia ..
Rasanya menjadi penting bagi kita untuk mengetahui
mengapa orang yang berpuasa bisa
mendapat kecelakaan yang sedemikian buruk semacam itu. Setidaknya ada
empat kesalahan orang berpuasa yang bisa
menjerumuskan mereka dalam dosa dan kehinaan,
mari bersama merenungkannya.
Pertama : Mereka
yang berpuasa tanpa keikhlasan
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang sudah
sangat populer di telinga kita :
Innamal a’maalu binniyaaat. Yaitu : Sesungguhnya
setiap amal bergantung pada niatnya ( HR Muttafaqi Alaih).
Maka berpuasa tanpa keikhlasan ibaratnya surat
perjanjian tanpa stempel dan materai,
menjadi tidak berlaku dan sia sia begitu saja. Pertanyaannya adalah, puasa semestinya melatih orang untuk ikhlas, karena
ia merupakan ibadah antara seorang hamba dan
Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda :
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW bersabda: “Semua amal manusia adalah miliknya,
kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah
milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya, (H.R. Bukhari).
Tapi sungguh sayang sekali, ternyata masih ada yang
ternoda keikhlasannya dalam berpuasa
karena godaan riya, harta maupun kecenderungan diri pribadi. Puasa
diliputi riya, karena ingin dianggap,
dihargai dan dipuji orang lain sebagai orang yang berpuasa. Bisa jadi karena
ewuh pakewuh dengan mertua, atau takut
dengan pimpinan di kantor, atau mungkin ingin eksis di tengah rekan sejawat. Semua itu sungguh
meluruhkan pahala puasa yang mulia. Ada
pula orang yang berpuasa karena mengincar harta, mungkin saja
ini lebih banyak terjadi pada anak-anak
kita yang mengidamkan hadiah dari para orangtua saat lebaran nanti,
karena mampu
menyelesaikan puasa dengan sempurna. Selain itu, ada
juga yang berpuasa dengan bersemangat,
bukan karena kewajiban semata tetapi juga karena keinginan pribadi untuk
diet dan menurunkan berat badan. Sungguh
ini semua jika tidak dihapus dalam hati, akan mengotori keikhlasan puasa kita, dan kita terjerumus
dalam golongan mereka yang berpuasa tanpa pahala.
Kaum muslimin yang berbahagia ..
Yang kedua adalah
mereka yang berpuasa tanpa ilmu. Tidak mengetahui mana yang
membatalkan dan mana yang tidak. Maka mereka menjalani puasa tanpa aturan,
atau memahami tidak dengan sepenuhnya
benar. Akibatnya, puasa mereka menjadi begitu rapuh dan tanpa makna. Menyangka telah melakukan
hal yang benar padahal sejatinya salah.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW
bersabda :
“seorang faqih
(ahli ilmu agama) lebih ditakuti syetan
dari pada seribu ahli ibadah (tanpa ilmu)“. (HR Ibnu Majah).
Maka marilah meningkatkan kualitas ibadah puasa kita
dengan memahami sepenuhnya hukum-hukum seputarnya. Mari terus membaca, mengkaji
dan bertanya, agar bisa menjalankan seluruh
rangkaian ibadahnya dengan keyakinan yang nyaris sempurna.
Kaum muslimin yang berbahagia ..
Golongan orang
berpuasa yang celaka ketiga adalah merkea yang berpuasa hanya dari makan minum
dan berhubungan badan semata, dan merasa bahwa dengan itu mereka
sudah memenuhi semua ketentuan dan
tuntutan puasa. Barangkali kita perlu
mengingat lebih dalam himbauan
rasulullah SAW berkaitan dalam masalah ini :
ه بارشو ه ماعط عَدي نأ يف ةجاح
سيلف ه ب لمعلاو روزلا لوق عَدي مل نم ُ
“Barang siapa
yang tidak meninggalkan berkata dusta dan beramal kedustaan, maka Allah
SWT tidak membutuhkan dia meninggalkan
makan dan minumnya” (HR
Bukhori)
Mereka dalam masalah ini berpuasa tetapi tidak mampu
menundukkan nafsu dan emosinya. Maka
mereka menodai siang hari ramadhan dengan lisan yang tak terjaga dari ghibah,
marah dan berkata dusta, atau anggota
badan yang tidak terjaga dari dosa dan kemaksiatan.
Kaum muslimin yang berbahagia ..
Yang keempat
adalah mereka yang menjalankan ibadah puasa dengan penuh kemalasan, dalam arti tidak menyadari kemuliaan bulan Ramadhan
yang bertaburan berkah. Mereka tidak
menyadari dan memahami bahwa Ramadhan bukan hanya bulan puasa saja,
tetapi lebih dari itu ia adalah bulan
musim kebaikan yang disyariatkan banyak amal kebaikan. Rasulullah SAW bersabda tentang bulan mulia ini :
“(Bulan
dimana) dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, syetan-syetan dibelenggu. Dan
berserulah malaikat : wahai pencari kebaikan,
sambutlah. Wahai pencari kejahatan, berhentilah” (demikian) sampai
berakhirnya ramadhan ( HR Ahmad)
Golongan ini berpuasa tetapi tidak menjalankan
tarawih, tilawah dan tadarus. Tidak pula
berusaha untuk bersedakah, memberi berbuka pada orang yang berpuasa.
Atau tidak pula menyempatkan diri untuk
i’tikaf dan amal kebaikan secara umum. Mereka hanya berpuasa dan menjadikan puasa sebagai alasan untuk
bermalas-malasan di siang hari, lalu makan pestapora di malam hari.
Akhirnya, semoga kita terhindar dari peringatan
Rasulullah SAW tentang mereka yang berpuasa tapi sia-sia dalam pahalan dan keutamannya.
Semoga Allah SWT menjaga kita agar tidak
terjerumus dalam empat golongan mereka yang berpuasa tapi celaka.
Wallahu a’lam bisshowab
Komentar
Posting Komentar